Beranda » Politik » KONFLIK POLITIK KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM TAHUN 1803-1821
click image to preview activate zoom

KONFLIK POLITIK KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM TAHUN 1803-1821

Rp 256.000
Stok Tersedia
KategoriPolitik
Tentukan pilihan yang tersedia!
Bagikan ke

KONFLIK POLITIK KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM TAHUN 1803-1821

Judul              : KONFLIK POLITIK KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM TAHUN 1803-1821

 Penulis          :  RAVICO, M.HUM., dan ENDANG ROCHMIATUN, M.HUM

Ukuran           : 15,5 x 23 cm

Tebal               : 176 Halaman

 

SINOPSIS

Buku berjudul “Konflik Elit Politik di Kesultanan Palembang Darussalam Tahun 1803-1821” dilatarbelakangi oleh konflik yang sangat krusial di Kesultanan Palembang Darussalam baik konflik politik antar sesama keluarga sultan maupun dari para kolonial yang berusaha menguasai monopoli perdagangan yang tak kunjung selesai sejak tahun 1803 sampai Kesultanan Palembang Darussalam mengalami kejatuhan tahun 1821.

Konflik yang terjadi di Kesultanan baik konflik interen maupun eksteren dan untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang ditimbulkan akibat eskalasi konflik. Elit politik yang terbagi elit politik yang memerintah dan elit non-memerintah memiliki peran masing-masing di tengah masyarakat yang ada. Elit politik yang memerintah dalam penelitian ini adalah sultan dan para priyayi. Mereka memiliki peran mengatur stabilitas di masyarakat dan membuat kebijakan-kebijakan. Sedangkan elit politik non-memerintah yang terlibat dalam konflik ini adalah kolonial Inggris dan Belanda. Para kolonial ini awalnya berperan sebagai pedagang yang berusaha memonopoli perdagangan dan kemudian ikut campur dalam urusan pemerintahan. Selanjutnya konflik interen antara Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Sultan Ahmad Najamuddin II merupakan kekecewaan Sultan Mahmud Badaruddin II dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh adiknya Sultan Ahmad Najamuddin II, konflik internal tersebut distimulasi oleh kolonial sehingga konflik internal semakin memanas. Sedangkan konflik Kesultanan Palembang Darussalam dengan kolonial diakibatkan oleh perbedaan kepentingan. Kesultanan Palembang berusaha untuk melepaskan diri dari kolonial dan memperoleh kedaulatan. Sedangkan kolonial Inggris dan Belanda berusaha menguasai monopoli untuk memenuhi kesejaterahan serta meningkatkan stabilitas ekonomi. Ketika konflik mengalami kemandekan akibat kebuntuan dalam menemukan solusi terbaik antara pihak yang berkonflik. Maka konflik tersebut mengalami eskalasi, dengan lahirnya perang 1819 dan 1821. Dalam perang 1819 babak I dan babak II, Kesultanan Palembang Darussalam berhasil menghancurkan kekuatan kolonial dengan kekuatan dan semangat jihad fi sabilillah yang dikobarkan oleh Tarekat Samaniyah.

KONFLIK POLITIK KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM TAHUN 1803-1821

Berat300 gram
Kondisi Baru
Dilihat 398 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Produk Terkait

Social Media & Marketplace
Chat via Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Nurul
● online
Iva
● online
Nurul
● online
Halo, perkenalkan saya Nurul
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja