Beranda » Politik » INDRAMAYU : Menuju Kontestasi Pilkada 2024, Problem Kepemimpinan, Demokratisasi dan Pembangunan Berkelanjutan
click image to preview activate zoom

INDRAMAYU : Menuju Kontestasi Pilkada 2024, Problem Kepemimpinan, Demokratisasi dan Pembangunan Berkelanjutan

Rp 80.000
Stok Pre Order
KategoriPolitik
Tentukan pilihan yang tersedia!
PRE ORDER
Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut mengenai pemesanan produk ini.
Bagikan ke

INDRAMAYU : Menuju Kontestasi Pilkada 2024, Problem Kepemimpinan, Demokratisasi dan Pembangunan Berkelanjutan

Judul                  : INDRAMAYU : Menuju Kontestasi Pilkada 2024, Problem Kepemimpinan, Demokratisasi dan Pembangunan Berkelanjutan

Penulis            : Dr. H. Masduki Duryat, M. Pd.I

Ukuran            : 15,5 x 23 cm

Tebal               : 129 Halaman

Cover              : Soft Cover

 

SINOPSIS

 

 

Buku ini sengaja dihadirkan kepada khalayak—terutama Masyarakat Indramayu—untuk membuka mata tentang berbagai persoalan yang dihadapi Indramayu, dari daerah termiskin di Jawa Barat urutan ke-3, IPM rendah, kasus trafficking, masih belum profesionalnya birokrat dalam melakukan pelayanan public, penempatan birokrat yang tidak “the right man on the right job”, pemanfaatan sumber daya alam yang belum maksimal sampai pada kasus kawin-cerai dan lainnya.

Padahal Indramayu dikenal menjadi lumbung padi nasional dan potensi alam lainnya. Kabupaten Indramayu juga tidak hanya ada beras dan mangganya. Meski dijuluki Kota Mangga, Indramayu juga punya Minyak dan Gas. Tercatat dari 318 desa dan kelurahan di Indramayu, 255 desa berpotensi memiliki kandungan Migas. Bahkan wilayah tempat Pendopo Pemkab Indramayu sebagai pusat pemerintahan berdasarkan Seismic 3D Akasia Besar (kegiatan perekaman data potensi minyak dan gas) berpotensi memiliki kandungan Migas.

Kondisi Indramayu yang tidak beranjak menjadi daerah yang maju disinyalir ‘salah asuh’ dari kebijakan yang dilakukan para pemimpinnya. Dalam konteks ini pemilihan pemimpin—bupati—Indramayu menjadi sangat urgent. Salah memilih pemimpin, ‘penyesalannya’ berkepanjangan dan yang lebih tragis berdampak pada kehidupan rakyat. Pemimpin dalam konteks ini bupati dituntut untuk memahami ‘denyut hati’ dan suasana kebatinan yang menyatu dalam melakukan political will dengan berbagai kebijakan yang berpihak untuk memajukan dan mensejahterakan kehidupan masyarakatnya.

Kekuasaan itu harus direbut oleh orang-orang baik, kata Yusril Ihza Mahendra; “Apalah artinya segudang ilmu jika dibandingkan dengan kekuasaan”. Dengan kekuasaannya bupati mampu melakukan segalanya, untuk kemashlahatan masyarakat ataupun sebaliknya.

 

 

INDRAMAYU : Menuju Kontestasi Pilkada 2024, Problem Kepemimpinan, Demokratisasi dan Pembangunan Berkelanjutan

Berat300 gram
Kondisi Baru
Dilihat 129 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Produk Terkait

Social Media & Marketplace
Chat via Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Nurul
● online
Iva
● online
Nurul
● online
Halo, perkenalkan saya Nurul
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja