MENGENAL ASI
Detail Produk MENGENAL ASI
Judul : MENGENAL ASI
Penulis :
Dewi Ciselia, SST, M.Kes
Eka Afrika, SST, M.Kes
Ukuran : 14,5 x 21cm
Tebal : 111 Halaman
Cover : Soft Cover
SINOPSIS
ASI terdiri dari berbagai komponen gizi dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama selama periode menyusui, pada akhir menyusui kadar lemak 4-5 kali dan kadar protein 1,5 kali lebih tinggi daripada awal menyusui. Juga terjadi variasi dari hari ke hari selama periode laktasi. Keberhasilan laktasi dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat kehamilan. Kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan payudara saat lahir dan saat pubertas. Pada saat kehamilan yaitu trimester II payudara mengalami pembesaran karena pertumbuhan dan difrensiasi dari lobuloalveolar dan sel epitel payudara. Pada saat pembesaran payudara ini hormon prolaktin dan laktogen placenta aktif bekerja yang berperan dalam produksi ASI.
Menurut buku Krisnadi Sofie,.(2019) Laktasi meliputi produksi dan pengeluaran ASI. Produksi ASI terutama diatur oleh hormon prolaktin. Selama hamil hormon prolaktin dari plasenta meningkat, namun ASI belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca salin, kadar estrogen dan progesteron turun drastis sehingga pengaruh prolaktin dominan dan terjadi produksi ASI. Tindakan menyusui lebih lebih dini terjadi rangsang puting sehingga hipofisis mengeluarkan prolaktin. Segera setelah bersalin, kolustrum yang telah ada pada payudara sejak kehamilan 20 minggu (Laktogenesis stadium I), siap untuk memenuhi kebutuhan bayi normal dengan refleks hisap dan menelan yang baik. Jumlah kolustrum hari pertama hanya 40-50 ml yang sesuai dengan kapasitas lambung bayi baru lahir yaitu 20ml atau 5ml/kg BB. Air susu ibu akan keluar beberapa hari pasca bersalin (laktogenesis stadium II) dan produksi ASI dikendalikan oleh bayi.Menurut Prasetya Fatimah,.(2021)
Pertama dari hasil penelitian jumlah komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur 6 bulan. Namun pada kenyataannya, 60 % bayi belum berumur 4 bulan sudah mendapat tambahan susu sapi. Kedua, bayi pada saat berumur 6 bulan sistem pencernaannya mulai matur. Jaringan pada usus halus bayi pada umumnya seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga sehingga memungkinkan bentuk protein ataupun kuman akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi. Pori-pori dalam usus bayi ini akantertutup rapat setelah bayi berumur 6 bulan. Dengan demikian, usus bayi setelah berumur 6 bulan mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk.